BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Informasi Pemasaran
Pemasaran merupakan area fungsional pertama yang
menunjukkan minat pada sistem informasi manajemen. Setelah konsep sistem
majemen informasi pemasaran dibuat, para pemasar menyesuaikannya ke area
aplikasi dan menyebutnya sistem informasi pemasaran. Model grafis awal menjadi
dasar untuk mengorganisasikan semua sistem informasi fungsional.
Setiap perusahaan harus mengorganisasi informasi pemasaran ke manajer
pemasarannya. Perusahaan mempelajari informasi yang dibutuhkan oleh manajernya
dan selanjutnya merancang sistem informasi pemasaran untuk mencapai kebutuhan
ini. Jadi, peran sistem informasi pemasaran adalah memperkirakan kebutuhan
informasi manajer, mengembangkan informasi yang dibutuhkan, dan mendistribusiakan
informasi tersebut dengan tepat waktu.
Sistem informasi pemasaran terdiri dari manusia, peralatan, dan prosedur
untuk mengumpulkan, menyortir, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan
informasi yang sesuai kebutuhan, tepat waktu, dan akurat kepada pengambil
keputusan pemasaran.
Sistem informasi pemasaran juga terdiri dari tiga subsistem input yaitu
sistem informasi akuntansi, penelitian pemasaran, dan intelijen pemasaran.
Subsistem output mengarahkan kebutuhan informasi dari empat unsur bauran pemasaran
(produk, tempat, promosi, dan harga), ditambah integrasi keempatnya.
Masalah yang sering dihadapi oleh banyak perusahaan adalah bagaimana
menyediakan informasi tepat pada waktunya, sehingga dapat berguna pada
pimpinan, baik untuk perencanaan maupun untuk bertindak. Hal ini tercermin dari
beberapa keluhan seperti:
a. Terlalu banyak
informasi pemasaran yang kurang tepat macam atau jenisnya.
b. Tidak banyak
informasi pemasaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
c. Informasi pemasaran yang ada tersebar di seluruh perusahaan, dan ini
biasanya membutuhkan suatu usaha yang besar untuk menempatkan fakta tersebut
sesederhana mungkin.
d. Informasi
pemasaran yang penting kadang-kadang ditahan oleh bawahan, jika bawahan itu
yakin bahwa informasi ini akan mencerminkan hal yang tidak baik atau tidak
menguntungkan bagi penilaian hasil prestasi atau pekerjaannya.
e. Informasi yang
penting sering diterimanya terlambat untuk digunakan.
f. Informasi sering
diterima dalam bentuk yang tidak menggambarkan adanya gagasan dari kecermatan
dan tidak ada usaha untuk mengadakan konfirmasi
B.
Struktur Organisasi
Fungsional
Perusahaan
bisnis telah teratur dalam hal tugas-tugas atau fungsi-fungsi yang
dilaksanakan. Semua jenis organisasi memiliki fungsi pemasaran, keuangan,
sumber daya informasi, dan jasa informasi, walau nama-nama ini jarang terlihat
pada bagan organisasi. Perusahaan yang memiliki fungsi manufaktur adalah
perusahaan yang memproduksi produk yang dijualnya. Fungsi-fungsi lain meliputi
engineering, dan penelitian dan pengembangan.

Struktur model sistem informasi pemasaran yaitu sebagai berikut :
- Sub sistem riset pemasaran ( marketing researceh
) merupakan sistem yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan, dan
analisis semua data pelanggan dan calon pelanggan.
- Sub sistem informasi pemasaran ( Marketing
Intelligence ) merupakan sub sistem yang berhubungan dengan pengumpulan,
pencatat dan analisis semua data perusahaan pesaing yang memiliki hubungan
barang penjualan dan jasa dari produsen dan konsumen.
- Sub sistem pemrosesan transaksi berupa sistem
informasi akuntasi yang berhubungan dengan penjualan.
- Sub sistem produk berguna dalam membuat rencana
produk baru.
- Sub sistem tempat berguna bagi pengambilan
keputusan dalam rangka menentukan tempat yang cocok dan waktu yang tepat
untuk melemparkan produk kepada konsumen.
- Sub sistem promosi berguna dalam rangka untuk
melakukan analisi terhadap promosi yang harus dilakukan untuk meningkatkan
penjualan.
- Sub sistem harga digunakan untuk membantu
penetapan harga suatu produk.
- Sub sistem peramalan penjualan ( sales
forecasting ) merupakan subsitem yang berguna untuk melaksanakan peramalan penjualan.
C.
Konsep Dasar Pemasaran
Pada tahun 1966 Profesir Phillip Kotler dari Northwestern University
menggunnakan istilah pusat saraf pemasaran (marketing nerve center)
untuk menggambarkan suatu unit baru di dalam pemasaran yang mengumpulkan dan
mengolah informasi pemasaran. Ia mengidentifikasikan tiga jenis informasi pemasaran
yang digambarkan pada gambar berikut:
1) Intelijen
pemasaran (marketing intelligence) adalah informasi yang mengalir
ke perusahaan dari lingkungan.
2) Informasi
pemasaran intern (internal marketing information) adalah informasi yang
dikumpulkan di dalam perusahaan.
3) Komunikasi
pemasaran (marketing communication) adalah informasi yang mengalir
keluar dari perusahaan ke lingkungan.
Kotler
mengenali maksud dukungan keputusan dari pusat saraf itu “...keputusan
pemasaran yang rumit seperti menurunkan harga, merevisi wilayah penjualan, atau
meningkatkan biaya iklan dapat dievaluasi sebelum dan sesudahnya memlalui analisis
ilmiah dari data yang tersedia.” Walau ia tidak menggunakan istilah sistem
informasi pemasaran, itulah yang ada dalam pikiran Kotler.
Sistem informasi pemasaran dapat diartikan sebagai suatu sistem berbasis
komputer yang bekerja sama dengan sistem informasi fungsional lain untuk
mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan pemasaran produk perusahaan. Dua elemen dalam definisi tersebut
merupakan produk penting. Pertama, semua sistem informasi fungsional harus bekerja
sama, dan kedua, dukungan pemecahan maslah tidak terbatas pada manajer
pemasaran.
D.
Model
system informasi pemasaran
1.
Subsistem
pempprosesan data
Manager pemasaran
menggunakan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan berbagai informasi.
2.
Subsistem
riset pemasaran
Subsistem
penelitian pemasaran merupakan sistem yang berhubungan dengan pengumpulan,
pencatatan dan analisis data pelanggan dan calon pelanggan. Manajer pemasaran
dapat mengunakan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan segala jenis informasi
tetapi sebagian besar kegiatan ditujukan pada pelanggan dan calon pelanggan :
a)
Data
primer dan sekunder
Data primer adalah data yang
dikumpulkan perusahaan. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan
oleh orang lain. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah:
Survei adalah
salah satu teknik penelitian pemsaran yang menanyakan sejumlah orang dengan
pertanyaan yang sama.
Wawancara
mendalam tidak berbeda jauh dengan survey namun waktu yang digunakan wawancara lebih
panjang dan lebih berpusat kepada apa yang akan konsumen lakukan.
Pengujian
terkendali mencari suatu subyek dalam percobaan yang dirancang untuk mengukur
dampak dari suatu perlakuan tertentu.
b)
Penelitian
pemasaran digunakan untuk mengumpulkan data sekunder melalui
beberapa teknik penelitian:
Daftar alamat
surat yang tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk pita magnetic, disket, dan
kartu indeks.
Suatu daftar
yang memungkinkan perusahaan membuat sebuah kontrak dengan pasar sangat
terpilih, biasanya dengan surat langsung.
3.
Subsistem
Intelijen Pemasaran
Mengumpulkan
data dan informasi mengenai pesaing perusahaan. Pemasaran tidak bertanggung
jawab untuk membuat arus keluar bagi pesaing tetapi membuat arus masuk.
Tugas-tugas
dasar Intelijen :
![]() |
Ø Mengumpulkan data, terdiri dari data
primer dan data sekunder.
Ø Mengevaluasi data, baik data primer dan
data sekunder diperiksa untuk memastikan keakuratannya.
Ø Manganalisis data, tujuannya mengubah
data menjadi informasi.
Ø Menyimpan informasi / intelijen.
Ø Menyebarkan informasi / intelijen.
4.
Subsistem
Produk
Subsistem produk
berguna untuk membuat rencana produk baru. Semua software yang menginformasikan
manajer mengenai produk tersebut. Tugas manajer pemasaran adalah mengembangkan
strategi dan taktik untuk tiap unsur bauran pemasaran dan kemudian
mengintegrasikannya menjadi suatu rencana pemasaran yang menyeluruh. Suatu
kerangka kerja yang disebut siklus hidup produk mengarahkan manajer dalam
membuat keputusan, mulai dari menelusuri penjualan suatu produk sampai dengan
memastikan apakah produk tersebut diterima dipasaran atau tidak.
o Siklus hidup produk
Tugas manajer
pemasaran adalah mengembangkan strategi dan taktik untuk tiap unsur dalam
bauran pemasaraan dan kemudian mengintegrasikan menjadi suatu rencana pemasaran
yang menyeluruh. Suatu kerangka kerja yang disebut siklus hidup produk
mengarahkan manajer dalam membuat keputusan-keputusan ini seperti arti namanya
siklus hidup produk.
o Model evaluasi produk
baru
Keputusan untuk
mengembangkan produk baru harus dipertimbangkan secara matang dan dengan dasar
keuangan yang baik dan dibuat oleh eksekutif. Perusahaan yang memperkenalkan
banyak produk baru mengembangkan suatu prosedur formal yang mempertimbangkan
faktor-faktor seperti potensi tingkat keuntungan dan efisiensi penggunaan
sumber daya.
5.
Subsistem
Tempat
Pengambilan
keputusan terhadap penentuan tempat yang sesuai dengan pelemparan produk yang
dihasilkan sangat menentukan tingkat penjualan produk. Untuk itu, posisi
subsistem ini sangat vital dalam keberadaanya. Berbagai saluran distribusi
digunakan perusahaan untuk menyalurkan produknya ke konsumen.
6.
Subsistem
Promosi
Promosi
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan tingkat penjualan dalam bidang pemasaran.
Satu area promosi tempat komputer yaitu komunikasi wiraniaga. Para wiraniaga
tersebut membawa computer portable dan digunakannya untuk:
♣
Mendapatkan informasi untuk menjawab pertanyaan konsumen mengenai produk yang
ingin mereka beli, harga produk tersebut, biaya pengiriman.
♣
Memasukkan data pesanan penjualan ke dalam entry pemesanan produk
Sistem memberikan kemudahan bari
wiraniaga yaitu informasi mengenai calon pelanggan baru, mengenai produk yang
paling mengutungkan bagi perusahaan untuk dijual, dan dapat mengetahui selera
para konsumen.
7.
Subsistem
Harga
Subsistem harga
berfungsi untuk membantu menetapkan harga terhadap produk yg dihasilkan. Dalam
subsistem harga ini terdapat 2 pendekatan yaitu:
a.
Penetuan
harga berdasarkan biaya
Beberapa perusahaan menggunakan
penentuan harga berdasarkan biaya dengan menentukan biaya-biaya mereka dan
menambahkan markup yang diinginkan. Jika perusahaan memilki SIA yang baik,
tersedia data biaya yang akurat mambuat tugas Subsistem harga menjadi mudah
untuk mendukung penentuan harga berdasarkan biaya.
b.
Penentuan
harga berdasarkan permintaan
Kebijakan harga yang kurang
berhati-hati adalah penentuan harga berdasarkan permintaan yang menetapkan
harga sesuai dengan nilai yang ditempatkan oleh konsumen terhadap produk. Kunci
pendekatan ini adalah memperkirakan permintaan dengan tepat. Ini memerlukan
pemahaman yang baik tentang konsumen serta pasar, termasuk keadaan ekonomi dan
persaingan.
DAFTAR
PUSTAKA


Tidak ada komentar:
Posting Komentar