BAB
II
MU’JIZAT
AL-QUR’AN
A.Pengertian
Mu’jizat Al-qur’an
Kata
mu’jizat berasal dari bahasa arab adalah menisbatkan lemah kepada orang lain.
Allah
berfirman:
ßN÷yftãr&... ÷br& tbqä.r& @÷WÏB #x»yd É>#{äóø9$# yͺuré'sù nouäöqy ÓÅr& (
ÇÌÊÈ
Artinya: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak
mampu berbuat seperti burung gagak
ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?"
(Q.S. Al-Maidah : 31)
Mu’jizat
secara etimologis (bahasa) berarti sesuatu yang dapat melemahkan, sehingga
orang lain tidak dapat berbuat yang sama atau melebih.
Menurut
terminology (istilah) mu’jizat ialah sesuatu yang luar biasa yang di perlihat
kan Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran
pengakuan kenabian dan kerasulan. Kata mu’jizat sendiri tidak terdapat dalam
Al-Qur’an. Namun untuk menerangkan mu’jizat, Al-Qur’an mengunakan istilah ayat atau bayyinat. Baik ayat atau bayyinat mempunyai dua buah arti yaitu:
Yang pertama artinya perkabaran
Illahi, yang berupa ayat-ayat suci Al-Qur’an (Al Imran / 3:118,252, Al An’am /
6: 4 dan Al Baqarah / 2: 159, Al Imran / 3: 86, Yunus /10: 150 ). Sedangkan Yang
kedua artinya mencakup mu’jizat atau tanda bukti ( Al Imran / 3: 49, Al A’raf /
7: 126, Al Mukmin / 40: 78 dan Al A’raf / 7: 105, Al Nahl / 16: 44, Thaha / 20:
72).
Maksud
bahwa Al Qur’an sebagai mu’jizat adalah menjelaskan bahwa Al Qur’an adalah haq.
Mu’jizat Al-Qur’an bersifat universal dan eternal (abadi) yakni berlaku untuk
semua manusia sampai akhir zaman.Sifat mu’jizat itu tidak bisa di buktikan kecuali
apabila tiga faktor telah dipenuhi, yaitu:
1.Adanya
tantangan (ajakan bertanding atau berlomba)
Macam-macam ajakan bertanding:
a.Bertanding
secara umum
Ajakan ini di sediakan untuk semua golongan
seperti yang terdapat dalam surat Al isra’ ayat 88 yaitu:
@è% ÈûÈõ©9 ÏMyèyJtGô_$# ß§RM}$# `Éfø9$#ur #n?tã br& (#qè?ù't È@÷VÏJÎ/ #x»yd Èb#uäöà)ø9$# w tbqè?ù't ¾Ï&Î#÷WÏJÎ/ öqs9ur c%x. öNåkÝÕ÷èt/ <Ù÷èt7Ï9 #ZÎgsß ÇÑÑÈ
Artinya:Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
b.Ajakan bertanding secara khusus
Ajakan bertanding khusus ini ada dua macam yaiu:
·
Yang
bersifat kully (keseluruhan)
Yaitu ajakan bertanding dengan
seluruh Al-Qur’an mengenai hukum-hukumnya, keindahannya, balaghohnya dan
kejelasannya.
·
Yang
bersifat juz’i (bagian)
Yaitu ajakan bertanding dengan
semisal satu surat Al-Qur’an, walaupun dari surat yang pendek seperti surat Al
Kautsar.
2.
Dorongan menangkis tantangan
Faktor
kedua, yaitu adanya pendorong untuk bertanding di kalangan orang-orang Arab,
karena nabi SAW datang kepada mereka dengan membawa agama baru yang dapat
menghancurkan agama mereka, menganggap bodoh pemikirnya, menundukan tuhan dan
patung-patungnya serta menjadikan mereka bahan tertawaan diantara manusia.
Al-Qur’an
mengajak mereka mengikutinya dan meyakini bahwa Muhamad adalah utusan Allah.Rasul
berkata kepada mereka, “Sesungguhnya hujjah atas kebenaranku adalah kitab yang
diwahyukan Allah kepadaku ini, maka apabila kalian tidak membenarkan aku ,dalam
hal tersebut, aku akan mengajak bertanding kepada kalian untuk mendatangkan
semisalnya atau semisal Al-Qur’an. Kalau kalian lemah ,maka itu berarti tanda
kebenaran ku dan kebenaran dalil kepada kalian.”
3. Hilangnya segala rintangan
Tidak
adanya hal yang melarang mereka untuk menandingi Al-qur’an, karena Al-qur’an
diturunkan dengan bahasa arab yaitu bahasa mereka, lafaznya dari huruf –huruf
arab, dan redaksinya memakai uslub orang arab. Mereka adalah Ahli bahasa arab
dan berdialek dengan jelas, mereka adalah tokoh-tokoh sastra, syair-syairnya
telah menunjukan kehebatanya serta pidato-pidatonya dan kata-kata mutiaranya
telah mengatakan kepandaian mereka dalam hal itu, disamping mereka telah
melewati tingkatan keunggulan dalam bentuk bacaan tegas dan ucapan jelas.
B.
Syarat-syarat mu’jizat Illahi
Syarat-syarat
mu’jizat menurut penjelasan ulama ada lima, bila kelimanya tidak terpenuhi,
maka tidak dinamakan mu’jizat, yaitu:
a.
Mu’jizat
adalah sesuatu yang tidak sanggup dilakukan siapa pun selain Allah Tuhan
sekalian alam.
b. Tidak
sesuai dengan kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam.
c. Mu’jizat harus berupa hal yang dijadikan
saksi oleh seseorang yang mengaku membawa risalah Ilahi sebagai bukti atas
kebenaran pengakuannya.
d. Terjadi bertepatan dengan pengakuan nabi
yang mengajak bertanding menggunakan mu’jizat tersebut.
e.
Tidak
ada seorangpun yang dapat membuktikan dan membandingkan dalam pertandingan
tersebut.
Apabila kelima syarat tersebut terpenuhi,dapat
disebut muk’jizat yang dapat menjadi dalil atas kenabian orang yang
mengemukakan nya dan menyatakan bahwa dari tangannya akan muncul suatu
mukjizat. Swbaliknya, bila kelima persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka
tidaklah disebut mukjizat dan bukan pula sebagai dalil dari kebenaran seseorang
yang mengakunya.
C.Berupa
Apa Kemukjizatan Al-Qur’an
Al-Qur’anul Azim adalah Kalamullah yangbisa
melemahkn makkluk dari segi uslubnya dan susunannya,keindahan dan kejelasannya
, ilmu pengetahuan dan hikmah-hikmahnya, pengaruh petunjuknya, dan bisa membuka
tabir-tabir kegaiban masa lalu dan masa datang.
Para ulama telah berusaha untuk
mengetahui rahasia-rahasia kejelasan dari berbagai segi kemukjizatan Al-Qur’an.
Setelah segi-segi itu menjadi mantap, mereka mencari bukti penemuan dan dalilnya.
Seluruh Ahli bahasa Arab dan sastrawan nya telah bersepakat bahwa Al-Qur’an
mampu menundukkan dengan esensinya karena lafaz-lafaz yang jelas ,sastranya
yang indah dan uslubnya yang unggul tidak dapat disamai oleh apapun.
D.Beberapa
Pendapat Ulama tentang Kemukjizatan Al-Qur’an
Para ulama sepakt bahwa kemukjizatan Al-Qur’an itu
karena zatnya,serta tidak seorang pun yang sanggup mendatangkan sesamanya,
namun mereka berbeda pendapat dalam meninjau kemukjizatannya yaitu:
1.
Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemukjizatan
Al-Qur’an adalaah sesuatu yang terka ndung dalam Al-Qur’an itu sendiri, yaitu
susunan yang tersendiri dqn berbeda dengan bentuk puisi orang Arab maupun
bentuk prosanya ,baik dalam permulaannya, maupun suku kalimatnya.
2.
Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi
kemukjizatan itu terkandung dalam lafal-lafalnya yang jelas, redaksinya yang
bernilai sastra dan susunannya yang indah, karena nilai sastra yang terkandung
dalam Al-Qur’an itu sangat tinggi ada bandingnya.
3.
Ulama lain berpendapat bahwa kemukjizatan itu karena
Al-Qyr’an terhindar dari adanya pertentangan, dan mengandung arti yang lembut
dan hal-hal gaib di luar kemampuan manusia dan di luar kekuasaan mereka untuk
mengetahuinya sehingga Al-Qur’an mampu menjauhi pertentangan dan perselisihan
pendapat.
4.
Ada lagi ulama yang berpendapat bahwa segi
kemukjizatan Al-Qur’an adalah keistimewaan-keistimewaan yang nampak dan
keindahan-keindahan yang terkandung dalam Al-Qur’an, baik dalam permulaan,
tujuan maupun dalam menutup setiap surat.Pendapat yang diyakini mereka yaitu:
a.
Jelas dalam lafal atau bunyinya.
b.
Bernilai sastra dalam makna-maknanya.
c.
Bentuk susunannya yang indah.
Semua pendapat ini tidak keluar dari satu lingkaran ilmu
bayan, yang menjadi keistimewaan Al-Qur’an. Pendapat ini meskipun benar,
namun kemukjizatan Al-Qur’an itu bukan hanya terdapat pada kejelasan dan
kesusastraannya saja tetapi ada lagi segi-segi lain yang bisa menimbulkan
kemukjizatan.
E.
Beberapa Segi Kemu’jizatan Al-Qur’an
1.
Susunan
yang indah, berbeda dengan setiap susunan yang ada dalam bahasa orang-orang
arab.
2. Adanya uslub yang aneh,berbeda dengan
semua uslub-uslub bahasa arab.
3. Sifat agung yang tidak mungkin lagi
seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang seperti itu.
4. Bentuk undang-undang yang detail lagi
sempurna yang melebihi setiap undang-undang-undang buatan manusia.
5. Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak bisa diketahui
kecuali dengan wahyu.
6. Tidak bertentangan dengan pengetahuan-
pengetahuan umum yang dipastikan kebenarannya.
7. Menepati janji dan ancaman yang
dikabarkan al-Qur’an.
8. Adanya ilmu-ilmu pengetahuan yang
terkandung di dalamnya (ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum).
9. Memenuhi segala kebutuhan manusia.
10. Berpengaruh kepada hati pengikut dan
musuh.
1.Gaya
bahasa AlQur’an
Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas yang
tidak dapat ditiru para sastrawan arab,karena susunan yang indah yang berlainan
dengan setisusunan dalam bahasa arab.
Bahasa
atau kalimat-kalimat al-Qur’an adalah kalimat-kalimat yang menakjubkan, yang
berbeda sekali dengan kalimat-kalimat bahasa arab.Ia mampu mengeluarkan sesuatu
yang abstrak kepada fenomena yang dapat dirasakan sehingga dapat dirasakn ruh
dinamika.Adapun huruf tidak lain hanya simbol makna-makna, sementara lafazh
memiliki petunjuk-petunjuk etimologi yang berkaitan dengan makna-makna
tersebut.Menuangkan makna yang abstrak kepada batin seseorang dan bisa
dirasakan yang bergerak di dalam imajinasi dan perasaan, bukan hal mudah
dilakukan.
Termasuk
kesulitan seseorang ialah menundukkan seluruh kata, untuk setiap makna dan
imajinasi yang digambarkannya.Sementara al-Qur’an tidak bicara dengan sebuah
kata kecuali sejalan dengan makna yang dikehendaki dan pada tingkat kedalaman
paling tinggi.
2.Susunan
Kalimat/Uslub
Segi yang kedua dalam kemukjizatan Al-Qur’an
ialah dari segi uslub yang mengagumkan
dan berbeda dengan semua uslub bahasa Arab.Al-Qur’an muncul dengan semua
uslubyang sangat baik dan indah,mengagumkan orang-orang Arab karena keserasian
dan keindahannya, keharmonisan susunanya.Di dalam terkandung nilai-nilai
istimewa yang tidak akan terdapat dalam ucapan manusia.
Al-Qur’an
tetap akan memancarkan nur dan hidayahnya, melimpahkan keaskian dan keagungan
nya, mengalirkan kelembutan dan kebesaran,mengeluarkan keindahan dan kemegahan.
Al-Qur’an senantiasa membawa bendera kemukjizatan dan mengajak bertanding
denganbangsa-bangsa dunia dengan penuh keyakinan dan kepercayaan sambil
mengatakan kebenaran ,kekuatan ,serta kemampuan kemukjizatannya.
@è% ÈûÈõ©9 ÏMyèyJtGô_$# ß§RM}$# `Éfø9$#ur #n?tã br& (#qè?ù't È@÷VÏJÎ/ #x»yd Èb#uäöà)ø9$# w tbqè?ù't ¾Ï&Î#÷WÏJÎ/ öqs9ur c%x. öNåkÝÕ÷èt/ <Ù÷èt7Ï9 #ZÎgsß ÇÑÑÈ
Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini,
niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia,
Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang
lain".
(Q.S.Al-Isra’:88)
3.Segi
ketga dari i’jaz
Segi kemukjizatan Al-Qur’an yang ketiga adalah
adanyasifat i’jaz (simple) yang indah,dan kemegahan ucapan luar
biasayang berada di luar kemampuan manusia untuk menguasainya atau mendatangkan
persamaannya.
F.
Beberapa keistimewaan Uslub Al-Qur’an
Al-Qur’an
al-Karim dalam uslubnya yang menakjubkan mempunyai dan beberapa dengan uslub (susunan) ucapan
manusia. Di dalamnya terdapat beberapa keistimewaan,di antaranya:
1. Kelembutan al-Qur’an secara lafzhiah yang terdapat dalam susunan
suara dan keindahan bahasanya.
2. Keserasian al-Qur’an baik untuk awam
maupun kaum cendikawan dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan keagungan
dan keindahan al-Qur’an.
3. Sesuai dengan akal dan perasaan, di mana
al-Qur’an memberikan doktrin pada akal dan hati,serta merangkum kebenaran dan
keindahan sekaligus.
4. Keindahan sajian al-Qur’an serta susunan
bahasanya, seolah-olah merupakan suatu bingkai yang dapat memukau akal dan
memusatkan tanggapan serta perhatian.
5.
Keindahan
dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beraneka ragam dalam bentuknya,dalam
arti bahwa satu makna diungkapkan dalam beberapa lafazh dan susunan yang bermacam-macam yang semuanya indah dan
halus.
6.
Al-Qur’an
mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk globaj (ijmal) dan bentuk yang terperinci (tafshil).
7.
Dapat
dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat (yang dikemukakan).
G.
Macam-macam mu’jizat Al-qur’an
Mu’jizat Al-Qur’an dapat di bagi
kepada dua macam yaitu:
a)
Mu’jizat
“bissi”, ialah yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium oleh
hidung, diraba oleh tangan, dirasa oleh lidah, tegasnya dapat dicapai oleh
panca indra. Mu’jizat ini sengaja ditunjukan atau diperlihatkan manusia biasa,
yakni mereka yang tidak bisa menggunakan kecerdasan fikirannya, yang tidak
cakap pandangan mata hatinya dan yang rendah budi dan perasaannya.
b) Mu’jizat “ma’nawi” ialah mu’jizat yang
tidak mungkin dapay dicapai dengan kekuatan panca indra, tetapi harus dicapai
dengan kekuatan”aqli” atau dengan kecerdasan pikiran.karena orang tidak akan
mungkin mengenal mu’jizat ini melainkan orang yang berpikir sehat, bermata
hati, berbudi luhur yang suka mempergunakan kecerdasan fikirannya dengan jernih
serta jujur.
Adapun menurut
para ulama macam-macam mu’jizat Al-Qur’an yang disebabkan karena perbedaan tinjauan
masing-masing, diantaranya yaitu:
1.
.Dr.Abd.Rozzaq
Naufal, dalam kitab AL-I’jazu al-Adadi Lil Qur’anil Karim menerangkan bahwa i’jazil Qur’an itu ada 4
macam:
1) Al-I;jazul Balagah yaitu kemukjizatan
segi sastra balaghahnya, yang muncul ada pada masa peningkatan mutu sastra
arab.
2) Al-i,jazul Tasyri’i yaitu kemukjizatan
segi pensyariatan hukum-hukum ajarannya
yang muncul pada masa penetapan
hukum-hukum syari’at islam.
3) Al-I’jazul Ilmu yaitu:kemukjizatan segi
ilmu pengetahuan, yang muncul pada masa kebangkitan ilmu dan sains di kalangan
umat islam.
4) Al-i’jazul Adadi yaitu: kemukjizatan
segi quantity/ matematis, statistik yang muncul pada abad ilmu pengetahuan dan
teknologi sekarang.
2. Imam al-Khotthoby dalam buku al-Bayan fi
I’jazil Qur’an mengatakan bahwa kemukjizatan al-Qur’an itu terfukus pada bidang
kebalaghahanya saja.
3. Imam al-Jahidh di dalam kitab Nudzumul
Qur’an dan Hujajun Nabawiyah serta al-bayan wa at-Tabyin menegaskan bahwa
kemukjizatan al-Qur’an itu terfukus pada bidang susunan lafal-lafalnya saja.
Maksudnya i’jazul Qur’an itu hanya satu macam saja.
4.
Moh.Ismail
Ibrahim dalam buku yang berjudul Al-Qur’an wa I’jazul al-Ilmi mengatakan, orang
yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka Akan mengetahui bahwa kitab itu
merupakan gudang berbagai disiplin ilmu
dan pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.H.
Tatapangarsa,Humaidi.2009.Al-Qur’an yang Menakjubkan.Surabaya:PT.Bina
Ilmu Offset.
Prof.Dr.Ash-Shaabuuniy,Muhammad Ali.1991.Studi
Ilmu Al-Qur’an.Bandung:Pustaka Setia Bandung.
Ubaidat,Muhammad
Salim.1990.Dirasat fi’ulum Al-Qur’an.Bairut:Universitas Press.
Al-Qathtan,Mann’.1999.Mahahits
fi ‘Ulumil Qur’an juz 5.Bairut:PT.Ar-Risalah.
Khatsir,Ibnu.1999.Tafsir
al-Qur’an al-‘Adzim.Riyadh:Dar Thayyibah an-Nasyr wa at-Tawuzi’.
[1] Para ulama telah menyebutkan aspek-aspek kemukjizatan AL-Qur’an lebih
dari sepuluh macam,
dan hanya akan mengemukakan beberapa yang terpenting saja.
2
Abu Ishaq Ibrahim bin Sayyar An-Nazham, guru Al-Jahizh dan salah
seorang tokoh mu’tazilah,
kepadanyalah nama Nazhamiyah
disandarkan. Wafat pada masa Khalifah Al-Mu’tashim tahun
220-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar